pariwaraku.com – Sudah hampir tiga hari sejak Rabu 10 februari 2021 pukul 02.00 dini hari, material longsor menutupi badan jalan Desa Walandano, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala. Hingga Jumat 12 februari 2021, material longsoran yang berupa pasir dan bebatuan itu masih belum tersentuh alat berat.
Akibatnya akses termudah masyarakat ke beberapa desa seperti Kamonji, Ketong, dan Manimbaya terputus.
Sekretaris Desa Walandano, Noldi mengatakan, saat terjadi longsoran yang diperkirakan Rabu dinihari karena banyak kendaraan yang saat itu ingin lewat didominasi pedagang sayur tertahan dititik longsor.
Menurutnya, saat longsor tidak ada hujan deras, hanya beberapa hari sebelum longsor itu memang Walandano diguyur hujan. Longsoran juga diduga karena tekstur tanah sangat labil. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Camat Balaesang Tanjung untuk mendatangkan alat berat.
“Jadi ada tiga desa yang berada di Balaesang Tanjung bagian barat, salah satu caranya menuju ke sana bisa naik katinting atau berjalan di pantai. Sepeda motor juga sampai lewat di pasir pantai,” kata Sekretaris Desa Walandano, Jumat 12 februari 2021.
Ada satu akses jalan menurut Noldi dengan memutar dari desa Walandano, Palau, Pomolulu, kemudian Rano dan turun ke pesisir masuk desa Kamonji. Akan tetapi, akses itu butuh kesabaran yang ekstra.
Selain kondisi jalannya yang masih bebatuan, juga jarak yang harus ditempuh kurang lebih 40 kilometer.
“Walandano ke Palau itu sudah sepuluh kilometer, Palau ke desa Rano kurang lebih 30 kilometer. Jadi masyarakat lebih memilih lewat pantai atau naik katinting,” lanjut Noldi.