PALU, Pariwaraku.com – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem, Ahmad H. Ali menegaskan, Partai Nasdem harga mati berjuang untuk memenangkan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir dalam pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
Hal itu ditegaskan lantaran beredarnya rumor bahwa seorang Ahmad Ali mendorong dua kandidatnya dengan dua pendekatan. Pertama, Cudi sapaan akrab Rusdy Mastura selaku kader partai. Kedua, Anwar Hafid selaku kerabatnya.
Menurutnya rumor itu sangat tidak berdasar, sebab dalam politik pasti ada konsekwensi yang harus diterima. Komitmen politik adalah sebuah wujud nyata dalam menentukan pilihan politik. Ia mendorong Cudi sebagai kandidat bukan main – main apalagi dituding hanya dengan pertimbangan tertentu.
“Tetapi ini adalah sebuah komitmen dan integritas diri dan marwah partai yang harus dijaga,” kata Ahmad H. Ali. Ia menegaskan hal itu ketika diwawancarai khusus Mercusuar di Warung Kopi Sudimari 2 di Jalan Masjid Raya, Senin (24/8/2020) pagi.
Menurutnya, pemilihan calon gubernur adalah pemilihan ideologi bukan karena faktor kekerabatan. Publik harus memahami bahwa hubungannya dengan Anwar Hafid lantaran sama-sama berasal dari Desa Wosu, Kabupaten Morowali. Namun di satu sisi, ia berbeda partai dengan Anwar Hafid. Nasdem sudah menetapkan Cudi sebagai kandidat yang diusung, tentunya untuk dimenangkan sebagai Gubernur Sulteng bersama wakilnya, Ma’mun Amir.
“Satu takdir yang tidak bisa dipungkiri bahwa saya dan Anwar Hafid terlahir dari desa yang sama yaitu Desa Wosu, tapi takdir berikutnya bahwa saya dan Anwar Hafid berbeda antara, seperti air dan minyak,” tegas Ahmad Ali.
Ia mengatakan, sebagai kader Partai Nasdem yang menjabat Waketum, tentunya punya gagasan, punya ide menetapkan Cudi sebagai calon gubernur. Sejak awal Ahmad Ali sudah memprediksi akan muncul isu – isu yang mencoba mendowngrade (menurunkan martabat) semangat tim Cudi. Ia menyadari bahwa figurnya menjadi menarik sesuatu untuk didiskusikan.
“Di mana dia. Tapi bagi orang yang mengenal saya tidak perlu bertanya seperti itu. Nah, tapi karena itu hak semua orang untuk berimajinasi maka kemudian antisipasi – antisipasi itu sudah saya lakukan,” tandasnya.
Untuk mengantisipasi isu tersebut, Ahmad Ali sudah menempatkan Nilam Sari kader Nasdem yang merupakan Ketua DPRD Sulteng yang juga istrinya sebagai ketua tim pemenangan Cudi – Ma’mun. Artinya, penempatan itu dilakukan tidak mungkin mempermalukan seorang Nilam Sari dan partai Nasdem di hadapan publik Sulteng. Jadi, rumor yang beredar tersebut secara otomatis sudah terbantahkan.
“Jadi ketika saya bermain dua kaki, katakanlah begitu, saya mempermalukan dua hal, dua sekaligus. Mempermalukan diri saya dan mempermalukan istri saya. Terus kemudian menghancurkan partai saya,” katanya.